pertalite menggunakan aplikasi

5 Masalah Jika Membeli Pertalite Menggunakan Aplikasi

Pertalite menggunakan aplikasi baru-baru ini ramai menjadi sorotan. Pemerintah akan membuat sistem baru terkait BBM bersubsidi ini, yang mana pengguna mobil dengan cc tertentu harus menggunakan aplikasi saat membeli pertalite.

Sistem baru tersebut menggunakan satu aplikasi mypertamina untuk pembayaran di SPBU pertamina khusus untuk konsumen bbm pertalite. Aplikasi mypertamina tersebut sudah terkoneksi dengan aplikasi dompet digital yaitu LinkAja.

Sistem coba-coba ini, BUMN menduga akan efektif pada beberapa peraturan, seperti khusus mobil cc 1500 ke atas tidak lagi bisa minum pertalite, yang mana pertalite itu jenis bensin yang tergolong bersubsidi. Untungnya mobil rakyat seperti avanza dan xenia 1300 masih bisa mengkonsumsi pertalite.

Bentuk kolaborasi kedua aplikasi ini terkesan cukup unik, pasalnya mereka berani melangkah kepada pembayaran cashless dengan segala resiko yang akan timbul. Apa saja permasalahannya, simak pemaparan kami.

Baca Juga : Manfaat penghematan BBM Bagi Ekonomi Indonesia

5 Masalah Jika Kamu Mengisi Pertalite Menggunakan Aplikasi

1. Kehabisan Saldo LinkAja

Aplikasi LinkAja sebagai dompet digital bagi aplikasi MyPertamina untuk bisa membayar transaksi BBM. Setelah mengisi saldo via transfer atau mbanking, secara otomatis pada aplikasi MyPertamina tertera saldo LinkAja. Karena kedua aplikasi ini saling terkoneksi.

Permasalahan akan timbul apabila kehabisan saldo LinkAja. Apalagi saat HP kamu kehabisan pulsa atau baterai, situasi ini akan menyulitakan kamu dalam mengisi saldo. Alhasil kamu mungkin akan beralih ke BBM jenis lain seperti pertamax.

2. Proses Topup Saldo LinkAja

Untuk bisa bertransaksi pertalite menggunakan aplikasi, topup saldo merupakan hal wajib dan bisa melalui banyak metode. Salah satunya transfer bank atau melalui kasir mini market bahkan super market.

Saat proses tersebut kadang kala terkendala beberapa hal seperti, sinyal hilang hingga saldo rekening habis. Hal itu membuat sulit pengendara mobil yang hendak mengisi saldo LinkAja. Bisa saja pemilik mobil malah mengisi BBM lain atau di Pom bensin yang boleh membeli tanpa aplikasi.

3. Spesifikasi HP Untuk MyPertamina

Handphone yang kita miliki terutama smartphone mempunyai kemampuan untuk membaca kode bar saat proses pembayaran. Kode bar tersebut keluar saat tagihan muncul pada mesin edc POM bensin.

Jika handphone kita memiliki spesifikasi yang terbatas, khususnya kamera, saat proses membaca barcode eror maka akan sulit untuk mengeluarkan invoice. Hal itu akan sangat menghambat dan membuat antrian semakin panjang

4. Proses Bayar MyPertamina Bikin Antri

Proses pembayaran yang tidak seperti biasanya akan membuat antrian menjadi panjang. Sebab kecepatan alat hingga handphone menentukan seberapa cepat transaksi tersebut.

Jika biasanya pengendara mobil menyiapkan uang cash dan petugaspun menyiapkan uang kembalian, proses transaksi cashless pertalite menggunakan aplikasi akan membutuhkan adaptasi supaya lebih cepat tanpa antrian panjang.

5. Menggunakan HP Di Pom Bensin

Jika kalian sering melihat tulisan tidak boleh menggunakan handphone, kamera, dan rokok, itu adalah perintah serius. Sebab alat elektronik dapat menimbulkan percikan api pada uap bensin. Namun justru pembayaran dengan aplikasi seperti ini malah menggunakan media handphone.

Apa yang menjamin masyarakat dan pengguna kendaraan menjadi aman dan nyaman saat menggunakan hanphone ketika melakukan pembayaran BBM. Tentu harus ada edukasi lebih lanjut mengenai hal itu. Bagaimana menurut kalian?

Demikian yang bisa kita paparkan mengenai masalah pembelian pertalite menggunakan aplikasi MyPertamina. Disclaimer, ini adalah opini subjektif dan tidak bisa menjadi dasar untuk suatu hal. Mari lihat kenyataan yang ada.

Inilah 7 Tips Hemat BBM Untuk Mobil dan Motor

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *