Cat Mobil Pabrikan Sekarang Kulit Jeruk

Cat Mobil Pabrikan Sekarang Kulit Jeruk Akibat Cat Water Based

Cat mobil pabrikan sekarang kulit jeruk – meski teknologi menggunakan modern sering kali terlihat tidak benar-benar halus seperti kaca. Jika Anda perhatikan dengan cermat, permukaannya tampak bergelombang dan bertekstur seperti kulit jeruk. Fenomena ini sering disebut sebagai orange peel effect. Lalu, mengapa hal ini menjadi umum pada mobil-mobil baru? Apakah ini pertanda cacat atau justru hal yang disengaja?

Berikut penjelasan lengkapnya.

Apa Itu Cat Mobil “Kulit Jeruk”?

Istilah kulit jeruk atau orange peel dalam dunia otomotif mengacu pada hasil pengecatan yang permukaannya tampak tidak rata, menyerupai tekstur kulit buah jeruk. Kondisi ini membuat pantulan cahaya pada mobil tampak sedikit buram dan tidak sehalus cermin.

Banyak orang awam mengira ini adalah hasil pengecatan yang buruk. Padahal, untuk mobil-mobil pabrikan saat ini, efek ini adalah sesuatu yang sengaja diciptakan dan diterima secara industri.

Mengapa Pabrikan Mobil Sekarang Membiarkan Cat Kulit Jeruk?

Ada beberapa alasan teknis dan ekonomis mengapa mobil keluaran terbaru cenderung memiliki tekstur kulit jeruk:

1. Standar Industri yang Berubah

Dulu, anggapan mobil dengan hasil cat super halus sering sebagai standar kualitas. Namun sekarang, industri otomotif lebih menekankan pada efisiensi produksi, daya tahan, dan perlindungan jangka panjang daripada sekadar penampilan “kilap kaca”.

Cat yang terlalu halus justru cenderung lebih tipis dan rentan terhadap goresan mikro.

2. Penggunaan Cat Water-Based

Pabrikan dengan teknologi modern hampir semuanya beralih dari cat berbasis solvent (solvent-based paint) ke cat berbasis air (water-based paint). Hal ini demi memenuhi regulasi lingkungan yang lebih aman.

Cat berbasis air:

  • Lebih ramah lingkungan
  • Menghasilkan lapisan film yang lebih cepat kering
  • Tetapi cenderung meninggalkan tekstur kulit jeruk

Teknologi cat air ini sulit menghasilkan permukaan sehalus solvent-based kecuali dengan tahapan penghalusan tambahan yang memakan waktu dan biaya.

3. Efisiensi Produksi dan Robotik

Pengecatan mobil saat ini lebih banyak menggunakan robot otomatis. Walaupun sangat presisi, proses ini lebih berfokus pada kecepatan, ketebalan lapisan, dan konsistensi.

Penyemprotan cat secara cepat, lalu proses pengeringan dalam oven bersuhu tinggi (baking oven). Proses pengeringan cepat ini membuat cat tidak sempat “meratakan diri” secara sempurna, sehingga menghasilkan tekstur kulit jeruk secara alami.

4. Lapisan Clear Coat yang Tebal

Pabrikan sengaja menambahkan clear coat (lapisan bening pelindung) yang tebal agar mobil tahan terhadap cuaca, sinar UV, dan goresan ringan. Namun, clear coat yang tebal dan cepat kering ini berkontribusi besar terhadap efek kulit jeruk.

Clear coat yang terlalu tipis memang bisa menghasilkan kilap tinggi, tapi mudah rusak. Jadi, efek kulit jeruk adalah trade-off dari perlindungan ekstra.

5. Tidak Terlalu Terlihat di Mata Umum

Efek kulit jeruk baru benar-benar tampak jelas jika Anda lihat dari dekat, agak menyamping dan di bawah pencahayaan tertentu. Bagi kebanyakan konsumen biasa, hal ini tidak terlalu kentara atau bahkan mereka tidak menyadari sama sekali.

Sehingga bagi pabrikan, efek ini bukan masalah signifikan yang harus dihindari dengan mengorbankan efisiensi produksi.

Apakah Cat Kulit Jeruk Bisa Diatasi?

Tentu bisa. Namun hal ini biasanya hanya teratasi oleh detailer profesional melalui teknik wet sanding dan paint correction atau dengan polishing. Proses ini bisa menghasilkan permukaan cat yang sangat halus seperti cermin.

Tetapi:

  • Biayanya cukup mahal
  • Risiko mengikis lapisan cat jika tidak dilakukan oleh ahli
  • Tidak disarankan untuk mobil baru, karena bisa mengurangi ketebalan lapisan pelindung

Mobil Mewah Pun Mengalami Efek Ini

Jangan salah, bahkan merek-merek mobil mewah seperti BMW, Mercedes-Benz, hingga Lamborghini sekalipun bisa menunjukkan efek kulit jeruk jika kita melihatnya dengan seksama.

Perbedaan utama adalah: mobil-mobil premium biasanya sudah melalui polishing ulang setelah pengecatan (post-paint polishing) untuk mereduksi efek ini, terutama pada mobil-mobil pajangan atau edisi khusus.

Namun untuk produksi massal, semua pabrikan cenderung menerima orange peel sebagai kompromi antara kualitas, efisiensi, dan regulasi.

Apakah Kulit Jeruk Menandakan Cat Buruk?

Tidak. Pada mobil pabrikan modern, kulit jeruk bukan pertanda cat rusak atau kualitas rendah.

Sebaliknya, ini justru hasil dari:

  • Lapisan pelindung yang tebal
  • Cat yang tahan cuaca
  • Proses robotik yang konsisten
  • Teknologi ramah lingkungan

Satu-satunya “kekurangannya” hanya dari sisi estetika bagi sebagian orang yang menginginkan hasil cat sehalus kaca.

Apakah Aman untuk Di-wax atau Ceramic Coating?

Sangat aman. Bahkan, wax atau coating justru akan:

  • Melindungi permukaan dari oksidasi dan noda air
  • Menambah efek kilap dan hidrofobik
  • Mengisi celah mikro pada kulit jeruk agar lebih licin

Namun perlu pembaca ketahui, coating atau wax tidak akan menghilangkan tekstur kulit jeruk. Untuk itu, tetap membutuhkan tahapan polishing profesional jika menginginkan hasil flat mirror finish.

Kesimpulan

Cat mobil pabrikan zaman sekarang tampak seperti kulit jeruk bukan karena kesalahan produksi, tetapi karena kombinasi teknologi, efisiensi, dan standar industri baru. Efek ini adalah hasil yang sengaja diterima demi memberikan perlindungan cat yang lebih tahan lama, ramah lingkungan, dan sesuai regulasi global.

Bagi Anda yang menginginkan hasil cat super halus, treatment tambahan seperti wet sanding dan paint correction bisa menjadi solusi — tentunya dengan biaya dan risiko yang perlu Anda perhitungkan.

Scroll to Top