Mitos Mobil

10 Mitos Perawatan Mobil yang Masih Dipercayai Pemilik Mobil

Masih banyak mitos seputar perawatan mobil yang dipercayai oleh pemilik kendaraan di Indonesia. Mitos-mitos ini sering kali diterima begitu saja tanpa mempertimbangkan perkembangan teknologi otomotif. Berikut adalah sepuluh mitos perawatan mobil yang sebaiknya mulai ditinggalkan demi kesehatan dan kinerja mobil yang lebih baik.

1. Memanaskan Mesin dalam Waktu Lama Setiap Pagi

Salah satu mitos yang paling populer adalah anggapan bahwa memanaskan mesin dalam waktu lama setiap pagi dapat memperpanjang umur mesin.

Mobil modern hanya membutuhkan pemanasan singkat, sekitar 30 detik hingga satu menit, untuk memastikan oli bersirkulasi ke seluruh bagian mesin. Pemanasan yang berlebihan malah bisa membuang bahan bakar.

2. Mengganti Oli Setiap 5.000 Kilometer

Banyak yang percaya bahwa oli harus diganti setiap 5.000 kilometer. Padahal, beberapa jenis oli modern dirancang untuk bertahan lebih lama, hingga 10.000 kilometer atau lebih. Selalu periksa spesifikasi oli dan ikuti panduan pada buku manual kendaraan.

Namun untuk kondisi ini perlu beberapa syarat, yaitu oli harus original, jenis oli full sintetis, tidak ada kebocoran oli dan usia mobil tidak melebihi 10 tahun. Karena mobil dengan kondisi khusus seperti usia mobil sudah tua perlu penanganan khusus di bagian oli. Tidak ada salahnya mengganti per 5.000 kilometer.

3. Pengisian Udara Ban dengan Nitrogen Lebih Baik

Penggunaan nitrogen pada ban sering dianggap lebih baik daripada udara biasa. Meski nitrogen memang memiliki beberapa keunggulan, manfaatnya tidak begitu signifikan dalam pemakaian harian. Udara biasa sudah cukup untuk menjaga tekanan ban yang optimal, asalkan diperiksa secara berkala.

4. Suku Cadang Purnajual Selalu Setara dengan Suku Cadang Asli

Ada anggapan bahwa suku cadang purnajual atau aftermarket selalu memiliki kualitas yang setara dengan suku cadang asli namun lebih murah.

Faktanya, kualitas produk aftermarket sangat bervariasi, dan tidak semua produk tersebut memiliki standar yang sama dengan suku cadang asli yang didesain khusus untuk model kendaraan tertentu.

Jika suku cadang tersebut untuk mobil standar ada baiknya membeli suku cadang original dari distributor pabrikan. Kecuali mobil modifikasi balap misalnya, justru membutuhkan suku cadang yang lebih mahal dan memiliki durabilitas tinggi.

5. Pembersih Bahan Bakar Selalu Meningkatkan Performa Mesin

Banyak pemilik mobil yang berpikir bahwa produk pembersih bahan bakar selalu efektif membersihkan mesin dan meningkatkan performa. Penggunaan pembersih bahan bakar secara berlebihan justru bisa merusak komponen mesin. Mengikuti panduan pabrik mengenai frekuensi pemakaian jauh lebih aman dan efektif.

6. Oli Transmisi Tidak Perlu Diganti

Banyak pemilik kendaraan berpikir bahwa oli transmisi adalah oli “seumur hidup” yang tidak perlu diganti. Namun, mengganti oli transmisi secara berkala sangat penting untuk menjaga kinerja transmisi dan mencegah kerusakan pada sistem tersebut.

Terkecuali mobil eropa yang memiliki regulasi di negara eropa bahwa mobil tersebut memiliki usia operasional. Kadang kala mobil eropa sulit untuk penggantian oli dan perlu menggunakan alat vacum khusus untuk menguras olinya.

7. Menggunakan Sabun Pencuci Piring untuk Mencuci Mobil

Sabun pencuci piring memang efektif untuk menghilangkan kotoran, tetapi sebaiknya tidak digunakan untuk mencuci mobil. Kandungan zat kimia dalam sabun pencuci piring bisa merusak lapisan pelindung cat mobil, membuat cat cepat pudar dan mengurangi kilau asli mobil.

Sabun cuci mobil memang bisa untuk pencucian mobil secara darurat, mamun kandungan garam yang tinggi pada sabun cuci piring akan berbahaya jika tidak di bilas secara bersih. Lebih baik menggunakan bahan sabun yang mengandung wax atau cairan khusus pengkilap bodi mobil.

8. Semua Ban Harus Diganti Sekaligus

Ketika salah satu ban rusak atau aus, banyak yang beranggapan bahwa keempat ban harus diganti sekaligus untuk menjaga keseimbangan. Padahal, cukup mengganti ban yang benar-benar rusak atau aus.

Jika Anda inggin menjaga keseimbangan cukup dengan mengganti ban secara berpasangan di satu sisi (misalnya dua ban depan atau belakang). Kebiasaan ini sudah cukup untuk menjaga stabilitas, dan jangan lupa lakukan spooring balancing ulang.

9. Semakin Mahal Bahan Bakar, Semakin Baik untuk Mesin

Tidak semua mobil membutuhkan bahan bakar beroktan tinggi. Banyak pemilik mobil beranggapan bahwa bahan bakar yang lebih mahal selalu lebih baik, padahal spesifikasi mesinlah yang menentukan oktan yang dibutuhkan.

Menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi pabrik lebih baik untuk efisiensi dan kinerja mesin. Misalnya mobil LCGC yang didesain menggunakan bensin pertamax karena setelan ECU dan injektor khusus bahan bakar tersebut.

10. AC Menyebabkan Konsumsi Bahan Bakar Lebih Boros di Segala Situasi

Mitos lainnya adalah bahwa penggunaan AC selalu menyebabkan konsumsi bahan bakar yang lebih boros. Faktanya, pada kecepatan tinggi, menyalakan AC lebih hemat daripada membuka jendela. Karena hambatan udara yang masuk ke dalam mobil melalui jendela yang terbuka akan mengurangi efisiensi bahan bakar.

Anda dapat mensiasati AC dengan suhu dingin yang konstan, misalnya atur pada putaran setengah di antara minimal dan maksimal. Hal ini untuk menjaga suhu AC tetap stabil dan dingin. Untuk merawatnya jangan nyalakan AC langsung setelah terparkir lama. Biarkan udara bersirkulasi terlebih dahulu dengan membuka kaca.

Dengan menghindari mitos-mitos ini, pemilik mobil dapat lebih bijak dalam merawat kendaraan, memastikan mobil tetap dalam kondisi optimal, dan menghemat biaya perawatan. Perhatikan selalu panduan perawatan dari pabrikan untuk menjaga kualitas dan umur pakai mobil.

Scroll to Top